Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham zona Asia pada perdagangan hari ini Rabu (1/4/2020) kembali merana karena ketidakpastian ekonomi di tengah penyebaran virus corona terus menghantui sentimen investor.
Pasar saham Asia mencatat arus keluar asing terbesar mereka dalam kurun waktu 12 tahun pada bulan Maret. Itu semua karena pandemi virus corona dan dampaknya terhadap bisnis di seluruh kawasan, dengan sebagian besar pabrik tutup untuk menahan penyebarannya melalui pemberlakuan karantina wilayah (lockdown).
Investor asing atau dari luar negara-negara kawasan asia menjual ekuitas regional senilai US$ 33,3 miliar bulan lalu, tertinggi sejak Januari 2008, data dari bursa saham di India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand dan Vietnam menunjukkan. Dikutip dari Investing.com.
Di Indonesia, dana asing yang keluar sepanjang kuartal I-2020 tercatat mencapai Rp 10 triliun.
Data perdagangan mencatat, Indeks Shanghai Composite China turun 0,57% menjadi 2.734,52, indeks Hang Seng ditutup melemah 2,19% pada 23.085,79, sedangkan FTSE Straits Times Singapore (STI) terdepresi 1,85% pada 2.435,44. Saham Korea Selatan juga diperdagangkan turun, dengan indeks Kospi anjlok 3,94% menjadi 1.685,46, sementara Nikkei 225 tersungkur 4,5% menjadi 18.065,41.
Tak hanya kawasan Asia, bursa saham Eropa juga sebagian besar turun pada hari Rabu setelah mengalami kuartal pertama yang kejam, merenungkan prospek lockdown yang panjang dari virus corona.
Indeks Stoxx 600 turun menjadi 10,91poin (-3,41%) ke 309,15. Di sisi lain indeks FTSE Inggris drop 237,75 poin (-4,19%) ke 5.434,21, indeks DAX Jerman melemah 382,74 poin (-3,85%) ke 9.553,1 dan CAC Prancis turun 187,2 poin (-4,26%) ke 4.208,93.
Pandemi wabah virus corona ini telah mengunfeksi sekitar 861.305 orang dengan tingkat kematian mencapai 42.365 jiwa dan yang dinyatakan sembuh sebesar 178.718 orang, menurut situs Johns Hopkins University.
Pelaku pasar masih mencerna komentar dari Presiden AS Donald Trump yang meminta warganya bersiap menghadapi lonjakan kasus virus corona, mengatakan bahwa AS akan menghadapi "dua pekan yang sangat-sangat pedih."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia memperpanjang sosial distancing untuk menjaga jarak dan tinggal di rumah selama 30 hari hingga akhir bulan, sementara anggota gugus tugas pencegahan virus corna AS memperingatkan hampir seperempat juta orang Amerika bisa mati karena penyakit itu.
Pembatasan aktivitas akan berdampak pada roda perekonomian yang bisa masik ke dalam resesi. "Guncangan permintaan minyak dan ekonomi global secara lebih luas akan lebih signifikan jika mobilitas dan pembatasan interaksi sosial tetap berlaku setelah April," kata Stephen Innes dari AxiCorp.
Stephen Innes menambahkan bahwa "sementara efek penuh dari gangguan ini belum jelas, jelas bahwa ekonomi mengalami kontraksi paling mendadak dan parah sejak Depresi Hebat".
Kendati demikian, yang membatasi kerugian di pasar saham datang dari sebuah laporan yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur China kembali ke pertumbuhan. Caixin PMI manufaktur China bulan Maret berada di 50,1 di atas ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk pembacaan 45,5.
Sementara itu, di bursa saham Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,61% menjadi 4.466,04. Nilai transaksi mencapai 7,3 triliun, dengan aksi jual bersih (net sell) Asing sebesar 166,24 miliar. IHSG menjadi yang terbaik ketiga di antara bursa saham Asia lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/hps)
"asia" - Google Berita
April 01, 2020 at 04:53PM
https://ift.tt/2wLqHDc
Tak Hanya RI, Pasar Saham Asia & Eropa Ambruk Gegara Corona - CNBC Indonesia
"asia" - Google Berita
https://ift.tt/2ZO57I2
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment