Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sempat menguat melawan dolar Amerika Serikat (greenback) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (3/4/2020), akibat membaiknya sentimen pelaku pasar. Namun dalam waktu sepekan terakhir (week on week) rupiah terdepresiasi terhadap greenback.
Pada Jumat (3/4/2020), nilai tukar rupiah dibanderol Rp 16.400/US$ atau melemah 1,86% dari penutupan sebelumnya di akhir pekan lalu, Jumat (27/3/2020) kala rupiah dihargai Rp 16.100/US$.
Kendati rupiah menjadi yang terbaik di Asia pada perdagangan hari Jumat, namun tidak serta merta penguatan ini menjadikan kita terlena terhadap kinerja rupiah. Buktinya rupiah selama dua minggu terakhir masih terdepresiasi.
Jika menengok performa mata uang kawasan Asia lainnya, rupiah menjadi yang terburuk kedua setelah won Korea.Sementara yuan China dan peso Filipina justru menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Merujuk pada pekan ini saja, rupiah dan mayoritas mata uang Asia lainnya masih melemah terhadap dolar. Saat ini dolar sedang menguat. Hal ini tercermin dari indeks dolar yang terus terapresiasi 1,58% dari Senin pekan ini di level 99,18 ke 100,75 pada penutupan hari Jumat.
Saat ini, para pelaku pasar tetap mewaspadai dampak dari penyebaran pandemi virus corona yang semakin masif menginfeksi lebih dari 1 juta penduduk bumi dengan tingkat kematian mencapai hampir 60 ribu jiwa berdasarkan data dari situs Johns Hopkins University.
Dampak dari pandemi virus corona sangat meresahkan investor atas perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh karantina wilayah (lockdown) membatasi aktivitas roda perekonomian.
Sementara Asian Development Bank (ADB) pada hari Jumat (3/4/2020) memperingatkan bahwa pandemi virus corona dapat mengurangi separuh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di negara berkembang Asia.
Pertumbuhan ekonomi Asia yang sudah melambat akan terus melemah bahkan jauh lebih dalam di tahun ini akibat dampak dari virus corona.
Meluasnya penyebaran wabah virus corona ke penjuru dunia telah menghantam ekonomi global, membuat para ekonom percaya bahwa dunia sedang menuju ke arah resesi. "Ini adalah krisis kesehatan masyarakat dan itulah yang perlu diatasi terlebih dahulu, sebelum situasi normal," kata Abdul Abiad, direktur divisi penelitian ekonomi makro ADB. Melansir dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
"asia" - Google Berita
April 04, 2020 at 10:12AM
https://ift.tt/3bNeI6M
Pekan Ini Rupiah Dihantam Dolar AS, Terburuk Kedua di Asia - CNBC Indonesia
"asia" - Google Berita
https://ift.tt/2ZO57I2
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment