TOKYO, Investor.id - Indeks manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers Index (PMI) sebagian besar negara Asia merosot pada Maret 2020. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pabrik berkontraksi tajam akibat pendemi virus corona (Covid-19).
Penurunan paling tajam terjadi di Jepang dan Korea Selatan. Sementara itu, PMI Tiongkok pada Maret sudah mengalami perbaikan setelah jatuh pada Februari sebagai dampak ditutupnya kota Wuhan yang dianggap sebagai penyebar pertama virus tersebut.
Negara Asia lainnya yang mengalami hal serupa adalah Indonesia, Vietnam, dan Filipina, demikian dikutip dari Reuters.
Survei PMI Asia yang dirilis Rabu (1/4/2020), menunjukkan kerusakan ekonomi yang meluas akibat pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan banyak negara melakukan lockdown, berkurangnya aktivitas manusia karena harus bekerja di rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona.
Sebuah survei terpisah yang dilakukan oleh Bank of Japan juga memperlihatkan bahwa sentimen bisnis memburuk ke level terendah dalam tujuh tahun ini. Sejak virus corona meneyerang dunia, berbagai sektor bisnis terpuruk, seperti hotel hingga pabrikan mobil.
"Tankan (survei dari Bank of Japan) jelas menunjukkan penurunan tajam dalam sentimen bisnis dan menegaskan ekonomi sudah dalam resesi," kata Yasunari Ueno, kepala ekonom pasar di Mizuho Securities.
Berikut indeks PMI sejumlah negara di Asia:
1. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin / Markit Tiongkok (PMI) naik menjadi 50,1 bulan Maret, dari rekor terendah Februari di 40,3. Level tersebut hanya setingkat di atas tanda 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi.
2. IHS Markit PMI Korea Selatan anjlok ke 44,2 pada Maret, terendah sejak Januari 2009 ketika ekonomi terhuyung-huyung dari krisis keuangan global. Indeks PMI pada Januari 2020 di level 48,7.
3. PMI Jepang turun ke penyesuaian musiman 44,8 dari 47,8 pada Februari, terendah sejak April 2009. Koalisi yang berkuasa telah meminta pemerintah untuk mengamankan paket stimulus senilai setidaknya 60 triliun yen (US$ 553 miliar), dengan 20 triliun yen dalam pengeluaran langsung.
"Hal-hal yang kemungkinan akan menjadi jauh lebih buruk di bulan-bulan mendatang," kata Alex Holmes dari Capital Economics. Konsultan tersebut memprediksi produk domestik bruto global (PDB) turun lebih dari 3% tahun ini.
"Jika Anda melihat angka-angka Korea, angka-angka itu cukup buruk ... Angka-angka itu kemungkinan akan semakin buruk karena Korea akan bergantung pada suku cadang dari Eropa dan Amerika Serikat," kata Rob Carnell, kepala ekonom Asia-Pasifik di ING di Singapura.
Ia menilai, pembuat kebijakan harus menerima hal yang tak terhindarkan bahwa ada pandemi global besar-besaran, ada wabah di hampir setiap negara secara global dan tentu saja di kawasan Asia. “Jika tidak mengambil tindakan yang sangat dramatis, itu adalah akan jauh lebih buruk, ”katanya.
Aktivitas pabrik Jepang berkontraksi tajam pada bulan Maret, menambah pandangan bahwa ekonomi terbesar ketiga di dunia itu kemungkinan sudah dalam resesi.
Sementaraitu, pabrik-pabrik di Tiongkok secara bertahap memulai kembali operasinya setelah penghentian yang lama dan penurunan jumlah kasus virus.
Sebelumnya, Biro Statistik Nasional Tiongkok mengatakan, indeks PMI bulan Maret meningkat dibanding Februari, dari 35,7 menjadi 52. Ini mencerminkan adanya percepatan signifikan dimulainya kembali produksi manufaktur. “Sub-indeks untuk produksi, pesanan baru dan lapangan kerja diperluas”, kata Biro Statistik Nasional Tiongkok.
Sumber : REUTERS
"asia" - Google Berita
April 01, 2020 at 03:40PM
https://ift.tt/3av4Dv0
Indeks Manufaktur Asia Merosot - Investor Daily
"asia" - Google Berita
https://ift.tt/2ZO57I2
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment