Saya masih ingat julukan spesial itu disematkan atas pencapaian saya memecahkan rekor Asia Tenggara pada SEA Games 2009 di Vientiane, Laos.
Catatan waktu saya 10,17 detik di nomor lari 100 meter mengalahkan Mardi Lestari dengan rekor 10,20 detik.
Saya ingat betul almarhum pak Bob Hasan, mantan Ketua PB PASI, pernah menantang saya setelah kali pertama mendapat medali emas pada SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand.
Waktu itu saya mengalahkan rekor SEA Games atas nama pelari Thailand, Reanchai Seeharwong, di nomor 100 meter. Dia pernah mencetak rekor 10,26 detik. Saya mampu mencapai 10,25 detik.
Suryo Agung Wibowo (kaus merah tengah)saat bersama mendiang legenda NBA, Kobe Bryant di Olimpiade Beijing 2008. (Istimewa)
|
Saya paham betul tantangan itu berarti motivasi bagi para atlet yang dibinanya. Alhamdulillah, saya mampu mencetak 10,17 detik di Vientiane, sekaligus melewati rekor Mardi Lestari. Terima kasih, Pak Bob!
Dari situ saya dijuluki Manusia Tercepat di Asia Tenggara. Siapa lagi kalau bukan rekan-rekan media yang awalnya mempopulerkan julukan itu.
Sebutan tersebut sempat bertahan selama satu dekade. Rekor saya baru bisa dipecahkan oleh anak muda kebanggaan Indonesia. Namanya Lalu Muhammad Zohri. Dia mencatatkan rekor gemilang 10,13 detik pada ajang Kejuaraan Atletik Asia 2019.
Pada Mei 2019 di Seiko Golden Grand Prix Osaka, Jepang, dia berhasil memperbaiki catatan rekornya menjadi 10,03 detik dengan merebut medali perunggu. Torehan itu sekaligus mengamankan tiket ke Olimpiade Tokyo.
Luar biasa! Tentu saya ikut bangga karena rekor 10 tahun saya akhirnya bisa dilampaui oleh sesama kompatriot di lintasan 100 meter.
Firasat Baik Sejak 2007
Rekor 10,17 detik di SEA Games 2009 tentu jadi pencapaian terbesar saya. Namun dari segi momen-momen krusial jelang pertandingan, saya anggap bukan yang paling spesial.
SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima yang justru menghadirkan banyak momen unik bagi saya. Banyak kejadian-kejadian yang seolah jadi firasat baik bagi saya sebelum meraih sukses di sana.
Kejadian pertama adalah menang undian. Tepatnya dua hari sebelum tanding, istri saya, Astatik Anjarwani, menelepon. Saat itu saya sudah berada di Nakhon.
Suryo Agung Wibowo saat pose foto wisuda bersama istri dan kedua anaknya. (Istimewa)
|
"Kita menang, yang! Dapat handphone," kata istri melalui sambungan telepon.
Hadiah yang kami dapatkan adalah sebuah handphone Nokia N70. Pada 2007, telepon seluler tipe itu termasuk yang lumayan mahal. Tentu saja senang sekali rasanya.
Firasat berikutnya terucap dari pelatih fisik saya asal Australia Robert Ballard. Sehari sebelum pertandingan dia bilang otot-otot kaki saya seperti mau meledak, seolah bersiap untuk perang.
Ada dua kemungkinan yang saya pikirkan dari ucapannya waktu itu. Pertama memang dia hanya ingin memotivasi saya. Berikutnya adalah memang kondisinya seperti itu.
Suryo Agung (kiri) bersama manusia tercepat di dunia, Usain Bolt, di Olimpiade 2008 Beijing. (Istimewa)
|
Kala itu saya mendapatkan dua emas dan satu perak. Emas pertama saya dapat di lari 100 meter. Itu emas pertama pula bagi kontingen Indonesia di SEA Games 2007.
Spesial bagi saya apalagi setelah saya mengalahkan rekor SEA Games atas nama pelari tuan rumah Reanchai Seeharwong.
Saya juga meraih emas di nomor 200 meter dengan catatan waktu 20,76 detik. Torehan itu mengalahkan rekor nasional 20,83 detik atas nama almarhum Purnomo. Begitu pula di lari estafet 4x100 meter, saya ikut berkontribusi meraih perak di cabor atletik.
Pulang ke Solo saya mendapat sambutan luar biasa. Saya ingat betul Wali Kota Solo waktu itu, Pak Joko Widodo, yang langsung menyambut saya di Bandara Adi Soemarmo.
Suryo Agung Wibowo saat disambut Joko Widodo pada 2007. (Istimewa)
|
"Apa benar ya?" Pikir saya waktu itu. Ternyata benar Pak Jokowi yang langsung jemput saya. Saya kemudian diarak keliling Solo. Tak terbayang sebelumnya disambut seperti itu.
Di rumah, salah satu keponakan bapak saya bilang ke saya. Sebelum saya dapat medali emas dan perak di SEA Games, dia pernah bermimpi aneh.
"Waktu itu saya mimpi kamu dapat ikan banyak sekali di sungai. Yang lain tidak ada yang dapat, cuma kamu saja," demikian pengakuannya.
Mungkin ini firasat lain baru saya ketahui belakangan. Lagi pula sukses ini saya anggap rezeki anak. Kebetulan anak pertama saya, Salwa Azzahra Wibowo, lahir pada 2007 setelah menikah dengan istri pada 2006.
"asia" - Google Berita
April 29, 2020 at 07:00PM
https://ift.tt/3f2pGb1
Firasat Suryo Agung, Si Manusia Tercepat Asia Tenggara - CNN Indonesia
"asia" - Google Berita
https://ift.tt/2ZO57I2
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment