Rechercher dans ce blog

Wednesday, March 11, 2020

Nusantara Infrastructure Dekati Investor Asia - Investor Daily

JAKARTA, investor.id – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menjajaki kerja sama strategis dengan investor dari Asia untuk berinvestasi pada anak usaha di bisnis jalan tol, PT Margautama Nusantara (MUN). Saham MUN yang akan ditawarkan kepada calon investor tersebut sekitar 12,5%.

Presiden Direktur Nusantara Infrastructure M. Ramdani Basri mengatakan, pihaknya masih melakukan diskusi dengan satu calon investor strategis. Kesepakatan ditargetkan bisa terealisasi pada tahun ini.

Adapun, saham MUN yang akan didivestasi adalah milik Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC), yang kini tercatat menguasai 25% saham MUN. Sementara MPTC melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia mengendalikan 73,80% saham Nusantara Infrastructure per akhir Februari 2020.

“Dengan mengundang investor asing masuk, kami berharap mendapatkan teknologi mumpuni di bisnis infrastruktur. Oleh karena itu, kita cari yang sudah sangat berpengalaman,” jelas dia kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (11/3).

Ramdani Basri, Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk
Ramdani Basri, Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk

Ramdani belum dapat menyebut lebih detail calon investor strategis perseroan. Dia menegaskan, calon investor tidak terafiliasi dengan induk perseroan.

Seperti diketahui, MPTC merupakan anak usaha dari Metro Pacific Investments Corp (MPIC). Sementara MPIC merupakan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Filipina. Sebagian saham MPIC dikendalikan oleh First Pacific Company Ltd, yakni perusahaan investasi milik keluarga Salim.

Tahun ini, lanjut Ramdani, Nusantara Infrastructure tetap fokus di tiga bisnis utama, yakni jalan tol, air, dan energi terbarukan. Perseroan berharap bisa lolos tender proyek Jakarta Outer Ring Road (JORR) Elevated untuk ruas tol Ulujami-Jati Asih dengan estimasi nilai investasi mencapai Rp 21,5 triliun.

Perseroan yang tergabung dalam konsorsium bersama PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dan PT Triputra Utama Selaras mendapatkan izin prakara ruas tol sepanjang 22 km tersebut pada 21 Januari 2020.

Menurut Ramdani, apabila lolos pra-kualifikasi, perseroan akan membiayai pembangunan ruas tol Ulujami-Jati Asih dari perbankan 70%, dan ekuitas 30%.

“Saya percaya soal pendanaan itu mungkin nomor 10, atau bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Karena begitu kita dapat proyeknya, maka banyak bank yang akan menawarkan pinjaman,” jelas dia. Ramdani optimistis, bisnis jalan tol memiliki prospek yang menjanjikan secara jangka panjang. Meskipun, rata-rata investasi jalan tol pada lima tahun pertama merupakan perjuangan. Pihaknya memperkirakan, rata-rata investasi jalan tol akan mencapai titik impas atau membuahkan keuntungan pada tahun kedelapan.

Sementara itu, Nusantara Infrastructure melalui PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) masih melanjutkan pembangunan jalan tol layang AP Pettarani, Makassar dengan panjang 4,3km. Pembangunan jalan tol layang pertama di luar Jawa ini telah dimulai sejak akhir April 2018 tanpa adanya pembebasan lahan dengan progres penyelesaian proyek mencapai 61,92% hingga 6 Februari 2020.

BMN bersama dengan pemerintah daerah menginisiasi jalan tol layang AP Pettarani untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia.

Dalam proyek yang memiliki nilai investasi Rp2,2 triliun ini, BMN mendapatkan fasilitas kredit sindikasi dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Sementara dalam hal pembangunan proyek, BMN menggandeng sejumlah mitra dalam hal ini Nippon Koei dan Indo Koei sebagai konsultan dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebagai kontraktor proyek.

Menurut Ramdani, komitmen Nusantara Infrastructure dalam berbagai proyek ini sejalan dengan target pemerintah untuk lebih melibatkan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur pada periode 2020-2024.

Seperti diketahui, tol layang Pettarani dibangun di atas jalan nasional AP Pettarani yang dimulai dari akhir jalan tol seksi II, tepatnya di persimpangan Jalan Urip Sumoharjo melewati persimpangan Jalan Boulevard Panakkukkang, Jalan Hertasning dan berakhir di sebelum persimpangan Jalan Sultan Alauddin.

Dengan tergabungnya tol Pettarani dengan tol yang sudah ada, maka seluruh ruas seksi I-III berubah menjadi sistem operasi terbuka dengan total panjang 10,4 km.

Saat ini, BMN memberikan layanan kepada 56.382 pengguna jalan tol. Ketika sudah beroperasi, jalan tol layang Pettarani diperkirakan akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 135% terhadap BMN.

Sumber : Investor Daily

Let's block ads! (Why?)



"asia" - Google Berita
March 11, 2020 at 08:06PM
https://ift.tt/38HSHEy

Nusantara Infrastructure Dekati Investor Asia - Investor Daily
"asia" - Google Berita
https://ift.tt/2ZO57I2
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

Rubin Museum, Haven for Asian Art, to Close After 20 Years - The New York Times

It is the first major art museum in New York to close within recent memory. The museum had financial challenges and has faced accusations o...

Postingan Populer