Secara umum, Parasite menggambarkan kesenjangan sosial dan ekonomi melalui kehidupan dua keluarga, yakni Keluarga Kim dan Keluarga Park.
Menurut Bong Joon-ho sendiri, film ini terasa lebih dekat dengan masyarakat karena berfokus pada permasalahan sehari-hari, cara bertahan hidup, dan keluarga.
"Keluarga merupakan kelompok paling dasar dalam masyarakat. Saya berusaha mengilustrasikan kehidupan dua keluarga ekstrem tanpa menggunakan istilah sosial ekonomi seperti polarisasi," kata Bong Joon-ho seperti dilansir Yonhap.
Associate Professor Studi Film Universitas Chapman, Nam Lee, mengatakan Parasite menjadi wadah bagi Bong Joon-ho untuk menggambarkan ketidakadilan dan kesulitan dari perspektif pihak yang lemah."Bong tidak lupa mengaitkan hal tersebut dengan kondisi yang lebih luas dalam masyarakat, seperti apa yang membuat satu karakter bertindak demikian? Apa yang mendorong ke bencana secara fisik dan moral?" kata Nam Lee dalam hasil studinya yang dilansir di makalah diskusi Busan International Film Festival.
Dalam karya sebelumnya, Bong Joon-ho acap kali menggambarkan kesenjangan sosial dengan cara hitam dan putih, penguasa mengeksploitasi yang lemah, seperti dalam film Snowpiercer dan The Host.
Namun, hal itu tak terlihat dalam Parasite, di mana semua terlihat abu-abu. Tak ada yang benar-benar baik atau jahat dalam film tersebut. Parasite malah menjadi sarana Bong Joon-ho mematahkan stereotip orang kaya pasti jahat dan suka mengeksploitasi.
"Walau dia (istri Tuan Park) kaya, dia tetap baik," kata Kim Ki-taek dalam film.
"Dia baik karena dia kaya," jawab istri Ki-taek.
Potongan adegan film Parasite. (Dok. CJ Entertainment/Korean Film Council)
|
Sementara itu, mereka yang kekurangan mungkin lebih sulit untuk berbagi, termasuk ketika mereka benar-benar ingin melakukannya.
Kondisi tersebut terlihat jelas dalam sajian utama Parasite yakni orang kelas bawah malah saling memangsa ketimbang menyatukan kekuatan.
Keluarga Kim awalnya hanya ingin memperpanjang hidup lewat bekerja di rumah Park. Hal itu membuat mereka menyusun rencana untuk menyingkirkan asisten rumah tangga Keluarga Park, Moon-kwang.
Namun, rencana itu berubah menjadi aksi kejahatan bahkan "perang' ketika mengetahui Moon-kwang menyembunyikan suaminya, Keun-se, di rubanah. Moon-kwang sejatinya mau diajak kompromi dengan Keluarga Kim asal suaminya bisa tetap tinggal di rubanah.
Cuplikan adegan Parasite. (Dok. CJ Entertainment/Korean Film Council)
|
"Parasite menunjukkan kerusakan moral masyarakat. Keluarga Kim sama sekali tak merasa bersalah. Mereka malah melakukan dan mengembangkannya secara natural dan indah," tutur Nam Lee.
Salah satu contohnya adalah ketika Ki-woo hendak bekerja sebagai guru bahasa Inggris di rumah Keluarga Park. Seluruh anggota keluarga Kim menganggap semua hal yang dilakukan sejak awal adalah wajar.
Strategi awal bermula dari Min-hyuk, teman Ki-woo yang notabene orang terpelajar, tapi mendorong Ki-woo memalsukan dokumen.
Hal itu berlanjut dengan kesuksesan Ki-jung memalsukan sertifikat pendidikan Ki-woo. Sang ayah, Ki-taek, bahkan sempat memuji Ki-jung bisa menjadi mahasiswa terbaik jika Oxford memiliki jurusan pemalsuan dokumen.
(Dok. CJ Entertainment via IMDB)
|
"Pa, aku enggak menganggap ini pemalsuan. Tahun depan aku akan masuk kampus ini. Aku hanya mencetaknya lebih awal," tutur Ki-woo.
"Ah rupanya kau punya rencana," jawab Ki-taek sambil tersenyum bangga.
Dari adegan tersebut, Nam Lee menyimpulkan Parasite menggambarkan kebobrokan mental di masyarakat.
Hanya selang beberapa puluh menit dari adegan tersebut, Bong Joon-ho membawa penonton kepada realita di mana tak semua masalah bisa langsung diatasi lewat perencanaan.
Cuplikan adegan Parasite. (Dok. CJ Entertainment)
|
"Kau tahu rencana apa yang tak akan gagal? Tidak ada rencana. Karena hidup tidak bisa direncanakan," kata Ki-taek kepada Ki-woo.
"Enggak ada rencana, ya rencana," Ki-taek menegaskan.
Nam Lee menganggap Parasite menggambarkan kekacauan di mana tiap orang bisa bingung dan tersesat.
"Sebuah keputusasaan yang membuat masyarakat tak mungkin lagi bermimpi atau berharap," tulisnya.
Nam Lee juga berpendapat Sutradara Bong berhasil menyelipkan pesan mengenai dampak sebuah hinaan terhadap seseorang.
Adegan Parasite. (Dok. CJ Entertainment/Korean Film Council)
|
"Bau orang miskin yang kerap dibilang Tuan Park dan selalu menutup hidup saat berada di dekat Ki-taek merupakan sebuah penghinaan yang membuat Ki-taek membunuh Tuan Park," tutur Nam Lee.
Hingga pada akhirnya, Bong Joon-ho membungkus rapi seluruh permasalahan dalam Parasite dengan pandangan keluarga pada dasarnya menjadi tempat yang paling aman.
Nam Lee menyatakan Parasite menunjukkan dua sisi koin dalam keluarga, situasi ironi di mana keharmonisan malah membuat rasa egois bertumbuh.
"Seluruh anggota keluarga Ki-taek yang pengangguran mencoba bertahan hidup dengan sistem family-nation. Namun, mereka berakhir secara tragis," katanya.
Makna film ini dianggap bisa begitu meresap salah satunya karena terjemahan bahasa yang baik. Semuanya berkat tangan dingin sang penerjemah, yaitu kritikus film asal AS, Darcy Paquet.
Dengan nada kelakar, Paquet pun mengatakan bahwa ia menyumbang 5 persen dari setiap kesuksesan Parasite di berbagai ajang internasional.
"Saya tahu 95 persen dari film berasal dari pembuatnya dan aktornya. Namun, karena terjemahan saya ada di layar, saya rasa saya bisa ambil kredit hingga lima persen," ucap Paquet kepada Yonhap.
Bong sendiri mengakui bahwa faktor bahasa yang tak lagi jadi kendala merupakan bagian penting dari kesuksesan Parasite.
"Ketika kalian dapat melewati tembok terjemahan, kalian akan menemukan begitu banyak film-film luar biasa," kata Bong saat menerima piala di ajang Golden Globe.
(chri/has)
"asia" - Google Berita
February 09, 2020 at 01:40PM
https://ift.tt/2w2Pf9Y
Bedah Makna Parasite, Kala Nilai Asia Memukau Hollywood - CNN Indonesia
"asia" - Google Berita
https://ift.tt/2ZO57I2
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment